Ijime. Bullying. Not Cool, Bro!

*mondar-mandir kesel*
Lho kenapa masberoh? Keliatannya bahagia banget?

INI KESEL!! BUKAN BAHAGIA!!
iya-iya bercanda…gitu aja marah. Kesel kenapa sih emang?

Lo tau kan kalo akun twitter @JapanOhJapan_ udah launching? Kan gue jadi adminnya, masa banyak yg manggil Gue ‘Om’, ‘Bang’, bahkan ada yang manggil Gue ‘Min’!! emang Gue lagi berdoa, di-amin-in?!
Saya bingung masberoh mau kasian apa mau gebukin masberoh. ‘Min’ itu artinya ‘Admin’!!!

Oh gitu..haha. tapi tetep aja umur Gue masih 22 tahun masa di panggil ‘Om’?! Gue ga jualan bakso masa dipanggil ‘Bang’?!
Emang masberoh maunya dipanggil apa sih?

‘Akang Tampan <3’. 😐
Gimana kita langsung sharingnya masberoh, keburu saya emosi terus ajak warga gebukin masberoh nih!

Oke, kali ini kita akan sharing tentang Ijime. Apa itu Ijime? Menurut Kementrian Pendidikan Jepang, Ijime adalah “Bentuk penyerangan tertentu, baik secara fisik maupun psikis. Yang dilakukan secara sengaja dan berkelanjutan kepada korban yang lebih lemah daripada pelaku. Dimana si korban merasa dirugikan.”

Ijime itu Bullying Masberoh?
TEPAT! Ijime adalah Kata Jepang untuk Bullying.

Pertama-tama kenapa Ijime bisa hadir dalam budaya Jepang bahkan Ijime itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari Jepang? Hal ini terjadi karena masyarakat Jepang sendiri adalah masyarakat yang Homogen dan Seragam. Dikarenakan rasa homogen dan seragam yang sudah mendarah daging inilah  justru orang yang ‘Berbeda’ akan menjadi sasaran Ijime.

Berbeda dalam hal apa Masberoh?
Dalam berbagai hal, misalnya lebih pintar, lebih pendek, lebih bodoh, memiliki hobi yang aneh, murid pindahan (Tenkousei), orang asing (Gaijin), dll. Pokoknya yang dianggap diluar dari kebiasaan, keseragaman, dan tidak sesuai dengan standar kelompok dimana individu yang berbeda itu berada, dia yang bakal jadi target Ijime.

Tapi bukan berarti kalo Ijime = Bullying lho, justru menurut Gue pribadi, Ijime itu lebih parah daripada Bullying (disini gue artikan sebagai bullying orang barat). Kenapa?

  1. Pelaku Ijime biasanya anak-anak biasa yg ga punya background ‘bermasalah’, bahkan seringkali anak-anak yang pintar yang ikutan nge-ijime. Beda sama Bullying yang biasanya malah pelakunya punya background ‘bermasalah’.
  2. Ijime terjadi paling sering di dalam kelas yang tentunya rame banyak murid dan guru. Beda sama bullying yg paling sering terjadi justru di lapangan yang pastinya ga banyak orang, apalagi guru.
  3. Sekolah dan guru biasanya akan menyangkal dengan keras akan adanya Ijime disekolah mereka, karena ga mau kredibilitas sekolah mereka turun. Hal ini membuat para korban Ijime seakan ditinggalkan bahkan oleh sekolah itu sendiri.
  4. Guru juga bisa jadi target Ijime dari murid-muridnya.
  5. Untuk menghindari poin ke-4, banyak Guru yang juga ambil bagian dalam tindakan Ijime, tindakan ini terjadi karena Guru ingin mendapatkan Control Power. Contohnya : Untuk mengatur segerombolan Serigala bagaimana caranya supaya berhasil dan kita ga ikutan dimangsa? Gampang. Berpihak ke gerombolan Serigala dan menunjuk 1 domba untuk mengalihkan perhatian para Serigala.
  6. Orangtua murid tidak bertindak apa-apa. Bahkan banyak kasus Cuma bilang “bertahan ya nak!” ke anaknya tanpa ada solusi.

Eh, masa sih masberoh sekolah aja sampe ga ngelindungin, bahkan ikutan nge-Ijime?

Yup! Seringkali itu yang terjadi karena yang Gue bilang sebelumnya, sekolah takut kredibilitas sekolah jadi jelek. Dan tentunya hal ini menimbulkan rasa kecewa dan penyesalan dari para korban Ijime akan sistem yang mereka alami. Contoh kejadiannya ada pada November 2006, dimana seorang  anak laki-laki (tidak menyebutkan dirinya siapa) mengirim surat ke Menteri Pendidikan Jepang saat itu, Ibuki Bunmei, bahwa dia akan melakukan bunuh diri karenakan tidak tahan dengan tindakan Ijime.

Inti dari surat ini adalah penyesalan atas tidak ada tindakan dari guru, orang tua, dan sekolah dalam menangani Ijime yang dia alami tiap harinya disekolah dan mengancam apabila tidak ada perubahan hingga tanggal 8 November, Ia akan melakukan bunuh diri tanggal 9 November. Dan surat ini pun menggemparkan media serta kementerian pendidikan Jepang. Lebih jelasnya bisa diliat disini.

Segitunya ya masberoh sampe bunuh diri? *gemeteran*
Yup! Angka kematian dengan cara bunuh diri pada remaja di Jepang sangat tinggi, kebanyakan terjadi karena Ijime. Namun hanya sebagian yang terungkap media seperti yang dialami Mori Kesuke, 13 tahun, berasal dari Fukuoka yang bunuh diri dan meninggalkan 4 surat. Salah satu suratnya berbunyi “aku tidak bisa melanjutkan hidup lagi karena Ijime”. Belakangan baru deketahui dia di Ijime oleh gurunya sendiri.

Btw masberoh, biasanya Ijime itu diapain sih? Kok kayaknya impact-nya gede banget?
Ijime itu macem-macem, bisa fisik atau psikis. Biasanya kalo fisik di pukul, di telanjangin, di keplak2 kepalanya, dilempar bola, dll. Yang lebih parah kalo main psikis, biasanya di anggep “ga ada”, dilabrak rame-rame, diejek, loker dan meja kelasnya di rusak, sepeda di cemplungin kolam, dll. Impact-nya besar karena si Korban ngerasa dikucilkan, insecure, tidak penting, hingga saat mencapai titik terntentu ia merasa tidak dibutuhkan dan ingin mati saja.

potongan scene dari film ‘Mondai no nai watashitachi’

Terus kita harus gimana dong masberoh untuk setidaknya mengurangi Ijime?
Baik kamu tinggal di Jepang atau di Indonesia, Bullying itu pasti ada dan mudah dipicu terjadinya, kalo menurut gue hal yang paling mudah untuk mencegah terjadinya Ijime adalah : Tidak menjadi pelaku Ijime. Simpel kan? Kalo ga ada yang melakukan Ijime, ya Ijime ga bakal ada. Haha.

Atau jika sudah terlanjur ada praktek Ijime, kalian bisa berteman dengan si korban Ijime. Atau bisa juga lapor ke guru secepat mungkin, mengingat di Indonesia penanganan Ijime lebih responsif dibanding Jepang.

Nah coba deh kalian pikir lagi, apa dengan adanya Ijime/Bullying, segala sesuatu akan jadi lebih baik? Menurut Gue sih engga sama sekali. Lebih mending mana dengan kita bisa saling berteman, tertawa dan sedih bersama, saling rangkul-rangkulan dan menjalani hidup penuh harmonis tiap harinya?

Be wise for your action, then you can life happily for sure.

Categories: Culture | Tags: , , , , , , , , , , | 1 Comment

Post navigation

One thought on “Ijime. Bullying. Not Cool, Bro!

  1. Pingback: Prompt #8: Kendi | catatan mama nisa

Leave a comment

Blog at WordPress.com.